Tuesday, July 2, 2013

I K R A R



JANJI ALUMNI
Kami Alumni Dayah Darul Ihsan Tgk. H. Hasan Krueng Kalee dengan ini berjanji :

  1. Kami akan senantiasa Beriman dan Bertaqwa kepada Allah SWT. Melaksanakan perintah-Nya, menjauhi segala larangan-Nya, dan mengikuti sunnah rasul-Nya, serta berbakti kepada kedua orang tua.
  2. Kami akan selalu setia pada agama, bangsa dan Negara serta lebih mengutamakan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi dan golongan.
  3. Kami akan selalu menjunjung tinggi norma-norma keislaman dan ilmu pengetahuan. 
  4. Kami akan senantiasa menjaga nama baik almamater kami kapanpun dan dimanapun kami berada dengan menunjukkan akhlak yang mulia.


Friday, June 28, 2013

Mister's Experience



Pandang Terhadap Beban Hidup
Dear Friends, dalam menjalani rutinitas hidup kita sehari-hari di dayah, pasti banyak tugas yang harus kita selesaikan, tantangan yang harus kita hadapi, yang sering kali kita anggap sebagai beban hidup kita. Bukan beban berat yang membuat kita stress, tetapi lamanya kita memikul beban tersebut.
Lantas bagaimana kita menyikapinya dan menjalankannya, sehingga tetap bisa menikmati kehidupan dayah yang hanya sesaat saja? Simak cerita singkat berikut ini :
Pada saat memberikan kuliah tentang Manajemen Stress, Stephen Covey mengangkat segelas air dan bertanya kepada para siswanya:
“Seberapa berat menurut Anda kira-kira segelas air ini?”
Para siswa menjawab mulai dari 200gr sampai 500gr. “Ini bukanlah masalah berat absolutnya, tapi tergantung berapa lama anda memegangnya.” kata Covey.
“Jika saya memegangnya selama 1 menit, tidak ada masalah. Jika saya memegangnya selama 1  jam, lengan kanan saya akan sakit. Dan jika saya memegangnya selama 1 hari penuh, mungkin anda harus memanggilkan ambulans untuk saya. Beratnya sebenarnya sama, tapi semakin lama saya memegangnya, maka bebannya akan terasa semakin berat.”
“Jika kita membawa beban kita terus menerus, lambat laun kita tidak akan mampu membawanya lagi. Beban itu akan meningkat beratnya.” Lanjut Covey. “Apa yang harus kita lakukan adalah meletakkan gelas tersebut, istirahat sejenak sebelum mengakatnya lagi”.
Kita harus meninggalkan beban kita secara periodik, agar kita dapat lebih segar dan mampu membawanya lagi. Jadi sebelum pulang ke asrama dari pekerjaan antum hari ini, tinggalkan beban pekerjaan. Jangan bawa pulang. Beban itu dapat diambil lagi besok. Apapun beban yang ada di pundak Anda hari ini, coba tinggalkan sejenak jika bisa. Setelah beristirahat nanti dapat diambil lagi.
Sahabat seperjuangan. Hidup ini singkat, jadi belajarlah untuk menikmatinya dan memanfaatkannya dengan baik. Hal terindah dan terbaik di dunia ini tidak dapat dilihat atau disentuh, tapi dapat dirasakan jauh di relung hati kita. Semoga cerita singkat ini bisa memberikan inspirasi buat kita semua untuk bisa lebih menikmati kehidupan, bersyukur, dan lebih produktif setiap hari.
Salam Super Santri!

Sunday, June 16, 2013

Cerita Santri

                                                                      IMPIAN ITU HILANG

Karya Pena: Rabiatul Fauzi Umri
Langit membendung,namun hujan tak kunjung turun.Dera merenung seraya berdiri di samping jendela sambil melihat ke arah langit yang menghitam.”Ouh!”Jerit Dera kesakitan,dera pun berpindah tempat menuju kamarnya.”Huh,bagaimana cara mengungkapkannya pada ibu.”Fikir Dera sambil merebahkan badannya ke atas kasur yang sudah mulai menipis.Tak terasa karena kelelahan Derapun tertidur.
Keesokan harinya”ouh..hah?sudah jam tujuh pagi?aku telat shalat shubuh lagi!.”kata Dera sambil berlari menuju kamar mandi untuk berwudhu.ketika shalat derapun kesakitan karena penyakit yang diderita kambuh kembali.Setelah shalat dia langsung membaringkan badannya keatas tempat tidurnya kembali .
Dera termasuk keluarga yang kurang mampu,itu sebabnya dia segan memberitahukan orang tuanya tentang penyakit yang ia deritanya itu.walau saat ini ia hanyalah seorang mahasiswi,akan tetapi cita-citanya sangatlah mulia,yaitu ingin menjadi seorang dokter spesialis ginjal,ia bertekad ketika saudara perempuannya meninggal dikarenakan penyakit gagal ginjal yang diderita.
Dera tidak tahu pasti tentang penyakit yang dideritanya,yang ia tahu penyakitnya itu berasal dari perutnya.suatu ketika ia berjumpa dengan sahabat SMA nya,disudut pembicaraannya dera meminta tolong kepada temannya.”ri,ri aku boleh minta bantu gak?”tanya dera agak segan.”bantu apa ra?”jawab Tari.”kalau kamu punya aku ingin meminjam uang padamu.”kata Dera.”loh,tumben kamu seriusan,memangnya berapa uang yang kamu butuhkan?dan ngomong-ngomong buat apa uangnya?”tanya Tari perlahan.akan tetapi Dera tetap merahasiakan apa yang ia derita tersebut.”insya Allah akan aku pergunakan untuk mengecek mata ke dokter,dan jika ada tolong pinjamkan aku lima ratus ribu saja.”kata Dera.”iya,ini uangnya.”kata Tari sambil menyungging senyum.”Alhamdulillah,terima kasih ya sobat.”kata Dera membalas senyumnya.

Setelah perjumpaan itu dera pun bergegas menjumpai dokter,untuk konsultasi kesehatan.setibanya disana,”Assalamualaikum...”kataku seraya mengetuk pintu ruang poli umum.”wa’alaikum salam...masuk dek.”jawab seorang dokter.apa yang dapat saya bantu?.tanya dokter tersebut.”tolong periksa penyakit yang saya derita dok.”kataku lugas.”maaf dek...sebelumnya apakah ada keluhan tentang sakit yang adek derita?.tanya dokter tersebut.”hanya sakit perut yang sangat sakit”.kataku.”okeh mari kita keruang pemeriksaan.”kata dokter tersebut.setibanya disana Dera pun diperintahkan untuk berbaring.tuntuk berbincang-bincang sejenak mengenai hasil pemeriksaan. 

Detik berganti detik,akhirnya merekapun berbincang.”dek..saya harap adek jangan terkejut yah,dengarkan kata perkata dengan hati yang sejuk,dan tawakal kepada Allah SWT.Dera pun semakin penasaran dengan apa yang ingin dibicarakan oleh dokter tersebut.”ayolah dok...to the point aja.”kata dera membujuk.”kamu terserang penyakit,yang penyakit itu jika tidak diangkat maka perutmu akan membesar.”kata dokter tersebut.mendengar kata tersebut Dera pun bertetiak histeris,”oh...tidak mungkin...tidak mungkin ini bisa terjadi.”teriak Dera.dokterpun mencoba untuk menenangkan Dera,dan Dera pun tenang dan segera pulang ke rumah.
Setibanya dirumah,”dera...dari mana saja kamu?”tanya ayah.”Aku dari rumah temen ayah...aku capek,pingin istirahat.”jawab Dera.”em...yasudah itirahat sana.”kata ayah.
Untuk menyembunyikan penyakitnya itu,Dera kabur dari rumah dan mencari tempat yang aman yang tak seorangpun dapat menemuinya.akan tetapi ia tinggal bersama nenek tua didalam hutan.Dan nenek tersebutlah yang merawat Dera.
Detik waktu terus berlalu,bulan pun sudah dalam hitungan kelima,perut Dera semakin besar layaknya seorang ibu yang sedang mengandung janinnya.Dera kehilangan akal untuk menyembunyikan penyakitnya,toh pengangkatan penyakit itu tidaklah sedikit biayanya.hanya bermodalkan kesabaran dalam menghadapi sisa umurnya.
Orang tuanya sampai kebingungan dalam mencari anaknya tersebut.
Hingga suatu ketika,Dera keluar rumah dikarenakan ia bosan didalam terus.Di tenagah perjalannya tersebut,mereka berjumpa,ayah bersama ibunya hampir tidak mengenali Dera.Dera berusaha kabur,akan tetapi ayah mengejarnya,ayah dan ibunya terkejut dengan kondisi Dera saat ini,mereka menyangka Dera telah melakukan suatu perbuatan yang diharamkan dalam islam.”dera,apa yang terjadi denganmu?”tanya ayahnya dengan emosi yang membara.tanpa menunggu jawaban dari Dera,akhirnya ayahnya pun menampar pipi Dera.”Anak kurang ajar!kamu kabur dari rumah dan sekarang begini!!!”bentak ayahnya.
Tak tahan menahan makian ayahnya Derapun berlari meninggalkan ayah dan ibunya.sedangkan ibunya tidak sanggup melihat Dera diperlakukan kasar oleh ayahnya,tiba-tiba penyakit jantung ibunya pun kambuh.”ayah...bicarakan baik-baik apa yang sebenarnya terjadi dengan Dera,dia anak kita satu-satunya,maka jagalah ia...”kata ibunya sambil menangis.”maafkan aku,aku akan mencarinya kembali,dan meminta maaf padanya.”kata ayahnya kepada ibu Dera.lalu ayah Derapun menelepon ambulance untuk membawa ibunya kerumah sakit,sedangkan ayah kembali mencari Dera.
Setelah kelelahan mencari Dera,ayah pun memutuskan untuk kembali dan beristirahat dirumah.ketika itu ayah menuju kamar Dera,tiba-tiba ia menemukan selembar yang bertuliskan,”Ayah...ibu...penyakit ini telah lama aku derita,sebelumnya dokter berkata bahwa penyakit ini dapat diangkat akan tetapi membutuhkan biaya yang tidak sedikit,dan jika tidak diangkat,akibatnya perut akan membesar dan sepertinya aku akan kehilangan impianku menjadi seorang dokter spesialis ginjal.Aku tak ingin menyusahkan semuanya,maka dari itu aku pergi dari rumah,maafkan aku ibu...ayah...aku mencintai kalian.”
Setelah membaca surat tersebut ayah Dera menangis histeris dan menyesali perbuatannya.lalu ia mencari Dera tanpa istirahat walau hanya sejenak.Ditengah perjalanan ayahnya berjumpa dengan seorang nenek yang merawatnya.nenek itu bertanya,”hendak kemana tujuan bapak?”tanya nenek.”aku ingin menjumpai anakku,dan ingin meminta maaf kepadanya.”kata ayah Dera.”boleh aku tahu ciri-ciri anakmu?”tanya nenek lagi.”saat ini perutnya membesar dikarenakan penyakit.”jawab ayah Dera.”kalau begitu ikut aku.”kata nenek tersebut.
Tak lama setelah perjalanan,mereka pun tiba.”masuklah,dia ada didalam.”kata nenek.”dera..”panggil ayahnya.Derapun ketakutan,”kau tak perlu takut,ayah sudah tahu semuanya nak,ayo ikut ayah pulang dan menjenguk ibu dirumah sakit.”bujuk ayahnya.mendengar bujukan tersebut dera kembali tersenyum dan memeluk ayahnya.Akhirnya mereka pulang dan hidup bahagia sampai Dera tiada lagi.


Tuesday, April 30, 2013

Look in Your Dream?

-->

      Kalo gede nanti mau jadi apa?  Ada yang bilang mau jadi dokter, pengen jadi insinyur, yang lain jawab mau jadi pilot dan sebagainya. Itu jawaban dari ‘anak-anak TK’ ketika ditanya oleh gurunya. Mungkin jawaban anak-anak itu hanya sekedar menjawab. Apa yang terlintas di pikiran msereka saat itu saja. Wajar dan natural karena mereka masih kecil.
      Sementara kalo orang yang lebih dewasa seperti students of Darul Ihsan ditanya apa cita-citanya? Kita mestinya sudah tidak asal menjawab lagi. Seharusnya kita sudah punya cita-cita yang jelas. Isn’t right? Apalagi yang sudah kerja atau menikah, mestinya sudah dalam posisi mengejar atau mungkin sudah berhasil meraih cita yang didamba.
  Arti kata cita-cita menurut Indonesian dictionary yaitu keinginan yang selalu ada dalam pikiran. Terkadang people beranggapan cita-cita itu hanya sebatas profesi apa yang kita inginkan di masa depan. Padahal mestinya tidak seperti itu. Cita-cita bermakna lebih luas daripada sekedar pekerjaan apa yang ingin kita lakukan.
     Pendidikan yang ingin kita dapatkan juga bisa menjadi salah satu bentuk cita-cita. Bukan hanya pendidikan formal tapi juga informal. Mau kuliah sampai S2 atau S3. Ikut pelatihan, seminar atau konferensi tingkat dunia. Pendidikan biasanya terkait dengan profesi. Namun a lot of people yang profesinya tidak sesuai dengan pendidikan yang telah ditempuhnya.
  Cita-cita selain bermakna profesi yang ingin kita jalani, bisa juga berupa prestasi yang ingin kita raih. Bisa berupa prestasi akademis, pencapaian di bidang seni, olahraga ataupun hoby. Mungkin ada yang ingin jadi juara nasional atau mau dapat penghargaan internasional. Bentuk cita-cita juga bisa berupa karya yang ingin dibuat. Karya tulis berupa book, song, design dan sebagainya.
     Materi yang ingin kita miliki itu bagian dari cita-cita. Banyak orang yang ingin punya rumah megah, mobil mewah dan uang berlimpah. Gadget terbaru, pakaian trendy atau sepatu model terkini biasanya jadi keinginan anak muda. Ada juga yang bercita-cita untuk punya materi yang tak biasa dengan mengkoleksi benda-benda langka. Boleh dan wajar saja kalo kita menginginkan materi apapun selama diperoleh dengan uang halal dan digunakan untuk kebaikan.
    Pasangan hidup yang ingin kita dapatkan adalah bagian dari cita-cita. Kriteria pasangan hidup yang didamba sudah harus kita punya tanpa perlu menyebutkan nama. Mencari pasangan hidup yang tepat sangat penting karena kita akan menjalani separuh lebih perjalanan hidup bersamanya. Kita ingin punya istri cantik yang setia, anak-anak yang lucu menghibur hati dan keluarga yang harmonis. Hidup bahagia dan sejahtera bersama keluarga tercinta. Bagian dari cita-cita yang penting dan tak boleh terlupa.
  Cita-cita juga bisa berarti pengabdian kepada sesama. Ada yang bercita-cita untuk punya yayasan yang mengelola anak jalanan. Ada yang menyantuni anak yatim piatu, mendirikan sekolah untuk orang tak mampu dan hal lain semacam itu. Cita-cita tak harus untuk diri sendiri. Manusia yang terbaik adalah manusia yang paling banyak manfaatnya untuk sesama.
    Satu hal penting yang tak boleh terlewatkan adalah cita-cita tidak boleh hanya sebatas dunia. Hidup kita tak akan kekal abadi di muka bumi. Kematian pasti akan datang dan kita semua akan masuk ke alam yang berbeda. Untuk itu, cita-cita akan kehidupan abadi harus juga dimiliki. Semua orang pasti ingin masuk surga tapi untuk masuk ke sana ada banyak kewajiban yang harus dilakukan dan ada larangan yang harus dijauhi. Sedari kini siapkan bekal untuk kehidupan di akhirat nanti.
     Jika hanya memiliki cita-cita dunia tanpa ada cita-cita akhirat akan membuat kita menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kenikmatan dunia. Cita-cita untuk masuk surga akan membuat kita lebih terjaga dari perbuatan yang sia-sia. Selain itu juga bisa mencegah kita dari perbuatan yang merugikan orang lain. Cita-cita dunia dan akhirat bisa berjalan seiring sejalan. Sungguh indah jika kita bisa mendapatkan apa yang kita inginkan di dunia dan di akhirat pun nanti kita bisa bahagia.
  Cita-cita tak mengenal usia, berapapun umur kita teruslah miliki dan mengejar cita. Cita-cita juga tak terbatas ruang dan waktu. Kematian sekalipun tidak akan menghapuskan cita yang sudah tertanam dalam dada. Apa yang sudah dicita-citakan bisa dilanjutkan oleh anak cucu dan penerus kita. Tinggi dan mulianya cita-cita menentukan kualitas diri kita. Jadi apa cita-cita anda?









Monday, April 15, 2013

Membaca Wajahmu Indonesia


Aku tak tahu lagi apa harus dikata
membaca wajahmu, Indonesia
tak henti bersolek, namun tak pernah lenyapkan berbagai luka
bahkan kurasa semakin terbuka saja
hingga terseret nanah dan darah sepanjang catatan sejarah
pakaian kebesaranmu, nan agung, luluh tinggal cerita
menjadi dongengan, anak-anak-pun enggan mendengarnya
lantaran telah dinina-bobokan berbagai tontonan dan permainan maya
membaca wajahmu, Indonesia
yang terus saja bersolek hingga hilang rupa
dalam cermin wajah-mu retak, porak-porandakan peta-peta
terlalu tebal bedak dan gincu, membuat kita semakin bertanya
ada apa denganmu, Indonesia?
bagai kehilangan keyakinan, tentang siapa-siapa yang percaya
terasa limbung, bingung, membuatmu jadi bahan tawa
ayo, bangkitlah Indonesia,  
jangan persoalkan kentut, selagi jutaan bom waktu telah menyala
jangan persoalkan citra, selagi diambang marabahaya
jangan persoalkan cinta, cukuplah engkau percaya
bersihkan kotoran-kotoran yang melumurimu, segera berbasuh muka
hingga segar pikirmu, dan mata menatap hal yang nyata
tentang apa-apa yang tengah merajalela
Ayo, bangkitlah Indonesia
sambutlah para generasi muda dengan jiwa-jiwa merdeka