Tuesday, April 30, 2013

Look in Your Dream?

-->

      Kalo gede nanti mau jadi apa?  Ada yang bilang mau jadi dokter, pengen jadi insinyur, yang lain jawab mau jadi pilot dan sebagainya. Itu jawaban dari ‘anak-anak TK’ ketika ditanya oleh gurunya. Mungkin jawaban anak-anak itu hanya sekedar menjawab. Apa yang terlintas di pikiran msereka saat itu saja. Wajar dan natural karena mereka masih kecil.
      Sementara kalo orang yang lebih dewasa seperti students of Darul Ihsan ditanya apa cita-citanya? Kita mestinya sudah tidak asal menjawab lagi. Seharusnya kita sudah punya cita-cita yang jelas. Isn’t right? Apalagi yang sudah kerja atau menikah, mestinya sudah dalam posisi mengejar atau mungkin sudah berhasil meraih cita yang didamba.
  Arti kata cita-cita menurut Indonesian dictionary yaitu keinginan yang selalu ada dalam pikiran. Terkadang people beranggapan cita-cita itu hanya sebatas profesi apa yang kita inginkan di masa depan. Padahal mestinya tidak seperti itu. Cita-cita bermakna lebih luas daripada sekedar pekerjaan apa yang ingin kita lakukan.
     Pendidikan yang ingin kita dapatkan juga bisa menjadi salah satu bentuk cita-cita. Bukan hanya pendidikan formal tapi juga informal. Mau kuliah sampai S2 atau S3. Ikut pelatihan, seminar atau konferensi tingkat dunia. Pendidikan biasanya terkait dengan profesi. Namun a lot of people yang profesinya tidak sesuai dengan pendidikan yang telah ditempuhnya.
  Cita-cita selain bermakna profesi yang ingin kita jalani, bisa juga berupa prestasi yang ingin kita raih. Bisa berupa prestasi akademis, pencapaian di bidang seni, olahraga ataupun hoby. Mungkin ada yang ingin jadi juara nasional atau mau dapat penghargaan internasional. Bentuk cita-cita juga bisa berupa karya yang ingin dibuat. Karya tulis berupa book, song, design dan sebagainya.
     Materi yang ingin kita miliki itu bagian dari cita-cita. Banyak orang yang ingin punya rumah megah, mobil mewah dan uang berlimpah. Gadget terbaru, pakaian trendy atau sepatu model terkini biasanya jadi keinginan anak muda. Ada juga yang bercita-cita untuk punya materi yang tak biasa dengan mengkoleksi benda-benda langka. Boleh dan wajar saja kalo kita menginginkan materi apapun selama diperoleh dengan uang halal dan digunakan untuk kebaikan.
    Pasangan hidup yang ingin kita dapatkan adalah bagian dari cita-cita. Kriteria pasangan hidup yang didamba sudah harus kita punya tanpa perlu menyebutkan nama. Mencari pasangan hidup yang tepat sangat penting karena kita akan menjalani separuh lebih perjalanan hidup bersamanya. Kita ingin punya istri cantik yang setia, anak-anak yang lucu menghibur hati dan keluarga yang harmonis. Hidup bahagia dan sejahtera bersama keluarga tercinta. Bagian dari cita-cita yang penting dan tak boleh terlupa.
  Cita-cita juga bisa berarti pengabdian kepada sesama. Ada yang bercita-cita untuk punya yayasan yang mengelola anak jalanan. Ada yang menyantuni anak yatim piatu, mendirikan sekolah untuk orang tak mampu dan hal lain semacam itu. Cita-cita tak harus untuk diri sendiri. Manusia yang terbaik adalah manusia yang paling banyak manfaatnya untuk sesama.
    Satu hal penting yang tak boleh terlewatkan adalah cita-cita tidak boleh hanya sebatas dunia. Hidup kita tak akan kekal abadi di muka bumi. Kematian pasti akan datang dan kita semua akan masuk ke alam yang berbeda. Untuk itu, cita-cita akan kehidupan abadi harus juga dimiliki. Semua orang pasti ingin masuk surga tapi untuk masuk ke sana ada banyak kewajiban yang harus dilakukan dan ada larangan yang harus dijauhi. Sedari kini siapkan bekal untuk kehidupan di akhirat nanti.
     Jika hanya memiliki cita-cita dunia tanpa ada cita-cita akhirat akan membuat kita menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kenikmatan dunia. Cita-cita untuk masuk surga akan membuat kita lebih terjaga dari perbuatan yang sia-sia. Selain itu juga bisa mencegah kita dari perbuatan yang merugikan orang lain. Cita-cita dunia dan akhirat bisa berjalan seiring sejalan. Sungguh indah jika kita bisa mendapatkan apa yang kita inginkan di dunia dan di akhirat pun nanti kita bisa bahagia.
  Cita-cita tak mengenal usia, berapapun umur kita teruslah miliki dan mengejar cita. Cita-cita juga tak terbatas ruang dan waktu. Kematian sekalipun tidak akan menghapuskan cita yang sudah tertanam dalam dada. Apa yang sudah dicita-citakan bisa dilanjutkan oleh anak cucu dan penerus kita. Tinggi dan mulianya cita-cita menentukan kualitas diri kita. Jadi apa cita-cita anda?









Monday, April 15, 2013

Membaca Wajahmu Indonesia


Aku tak tahu lagi apa harus dikata
membaca wajahmu, Indonesia
tak henti bersolek, namun tak pernah lenyapkan berbagai luka
bahkan kurasa semakin terbuka saja
hingga terseret nanah dan darah sepanjang catatan sejarah
pakaian kebesaranmu, nan agung, luluh tinggal cerita
menjadi dongengan, anak-anak-pun enggan mendengarnya
lantaran telah dinina-bobokan berbagai tontonan dan permainan maya
membaca wajahmu, Indonesia
yang terus saja bersolek hingga hilang rupa
dalam cermin wajah-mu retak, porak-porandakan peta-peta
terlalu tebal bedak dan gincu, membuat kita semakin bertanya
ada apa denganmu, Indonesia?
bagai kehilangan keyakinan, tentang siapa-siapa yang percaya
terasa limbung, bingung, membuatmu jadi bahan tawa
ayo, bangkitlah Indonesia,  
jangan persoalkan kentut, selagi jutaan bom waktu telah menyala
jangan persoalkan citra, selagi diambang marabahaya
jangan persoalkan cinta, cukuplah engkau percaya
bersihkan kotoran-kotoran yang melumurimu, segera berbasuh muka
hingga segar pikirmu, dan mata menatap hal yang nyata
tentang apa-apa yang tengah merajalela
Ayo, bangkitlah Indonesia
sambutlah para generasi muda dengan jiwa-jiwa merdeka